- Back to Home »
- Gantungkan Cita-citamu Setinggi Monas , Korupsi , Politik »
- Gantungkan Cita-citamu Setinggi Monas
3/11/12
Kepepet. Kepojok. Pemandangan yang biasa terlihat pada orang-orang kepepet adalah berusaha menangkis segalas serangan dengan segala cara, semampunya.
Serangan "non-fisik", sekalipun tidak terlihat, secara gampangan lebih mudah untuk ditangkis. Apalagi sifatnya adalah dugaan, tuduhan, sangkaan, dan sebagainya. Nisbi, selagi masih belum ada pembuktian.
Terpojoknya, yang tidak saya hornmati, AU dengan dsegala kesaksian di persidangan Nazar, menjdaikan si AU menggeliat, jika selama ini"tanpa rasa malu" berdia diri, tanpa komentar yang berarti. Selama ini ujung komentarnya hanyalah: saya tidak terlibat. Merasa cukup kuat dengan meminimalisir komentar (yang sangat jelas terlihat depensif, bertahan tanpa alasan), itulah yang dilakukan oleh AU selama mendapat cecaran pertanyaan dari para kuli tinta. Dengan serangan-serangan yang tidak berhenti-berhenti membuat AU benar-benar terpojok.
Secara non fisik, saat ini si AU terpojok dengan posisi duduk jongkok di sudut ruangan dengan 2 tangan yang terus berusaha melindungi kepalanya sambil sesekali menutup mukanya.
Tetapi sebagai AU yang merasa punya "power to do more", dia tidak mau penampilan non fisiknya dinikmanti publik, terlebih dinikmati oleh para penjilatnya. Akhirnya, secara fisik dia berdiri (dalam hati orang, sapa yang tahu, hehehehehe...) dan menantang semua orang bahwa jika ia terbukti terlibat korupsi (1 rupiahpun) di kasus Hambalang, dia siap digantung di MONAS. Wax...?
Menurut analisa saya (ngekor Sentilan Sentilun, hehehehehe...), AU sudah terlihat jelas sekali rasa takutnya. Mungkin tidak semua orang tahu semua, ketakutan AU ter-proklamirkan pada saat mengucapkan baha KPK tidak perlu repot-repot menanggapi semua "karangan" dan "bualan" di persidangan Nazar. Repot-repor gigi lo! Siapa juga yang merasa kerepotan? Itu sudah tugas KPK, kaleee... Nah, kalau KPK disuruh benerin AC rumah AU yang rusak, itu baru repot....
Dengan kalimat itu, AU sepertinya berusaha melakukan loby terselubung ke KPK, atau malah menjelaskan bahwa dia sudah melakukan lobby ke KPK untuk "tidak repot-repot"?
Kembali ke tantangan AU yang secara verbal di hadapan kuli tinta menentang "gantung saya di Monas", di Twitter (account-nya ternyata sudah didelete, huehehehehehe... Ada apa ini?) dia menambahkan alternatif tantangan: "tembak mati". Mungkin ada pertimbangan ekonomis di dalamnya. Tembak Mati: biaya lebih mahal, tetapi rasa sakit menjelang ajal dimungkinkan untuk bisa diminimalisir sesedikit mungkin, dibanding digantung (kesedak cabe aja bisa bikin nangis, hehehehe..).
Sekadar sharing:
Serangan "non-fisik", sekalipun tidak terlihat, secara gampangan lebih mudah untuk ditangkis. Apalagi sifatnya adalah dugaan, tuduhan, sangkaan, dan sebagainya. Nisbi, selagi masih belum ada pembuktian.
Terpojoknya, yang tidak saya hornmati, AU dengan dsegala kesaksian di persidangan Nazar, menjdaikan si AU menggeliat, jika selama ini"tanpa rasa malu" berdia diri, tanpa komentar yang berarti. Selama ini ujung komentarnya hanyalah: saya tidak terlibat. Merasa cukup kuat dengan meminimalisir komentar (yang sangat jelas terlihat depensif, bertahan tanpa alasan), itulah yang dilakukan oleh AU selama mendapat cecaran pertanyaan dari para kuli tinta. Dengan serangan-serangan yang tidak berhenti-berhenti membuat AU benar-benar terpojok.
Secara non fisik, saat ini si AU terpojok dengan posisi duduk jongkok di sudut ruangan dengan 2 tangan yang terus berusaha melindungi kepalanya sambil sesekali menutup mukanya.
Tetapi sebagai AU yang merasa punya "power to do more", dia tidak mau penampilan non fisiknya dinikmanti publik, terlebih dinikmati oleh para penjilatnya. Akhirnya, secara fisik dia berdiri (dalam hati orang, sapa yang tahu, hehehehehe...) dan menantang semua orang bahwa jika ia terbukti terlibat korupsi (1 rupiahpun) di kasus Hambalang, dia siap digantung di MONAS. Wax...?
Menurut analisa saya (ngekor Sentilan Sentilun, hehehehehe...), AU sudah terlihat jelas sekali rasa takutnya. Mungkin tidak semua orang tahu semua, ketakutan AU ter-proklamirkan pada saat mengucapkan baha KPK tidak perlu repot-repot menanggapi semua "karangan" dan "bualan" di persidangan Nazar. Repot-repor gigi lo! Siapa juga yang merasa kerepotan? Itu sudah tugas KPK, kaleee... Nah, kalau KPK disuruh benerin AC rumah AU yang rusak, itu baru repot....
Dengan kalimat itu, AU sepertinya berusaha melakukan loby terselubung ke KPK, atau malah menjelaskan bahwa dia sudah melakukan lobby ke KPK untuk "tidak repot-repot"?
Kembali ke tantangan AU yang secara verbal di hadapan kuli tinta menentang "gantung saya di Monas", di Twitter (account-nya ternyata sudah didelete, huehehehehehe... Ada apa ini?) dia menambahkan alternatif tantangan: "tembak mati". Mungkin ada pertimbangan ekonomis di dalamnya. Tembak Mati: biaya lebih mahal, tetapi rasa sakit menjelang ajal dimungkinkan untuk bisa diminimalisir sesedikit mungkin, dibanding digantung (kesedak cabe aja bisa bikin nangis, hehehehe..).
Sekadar sharing:
Labels
5000 perak
abg hamil
Agama
Anti korupsi
Apa jadinya jika WTS menjadi PSK?
AU dan AS
Bis Kota
bispak
Bisri Kudus
bisyar
Buka-bukaan
busway
cewe
Cowo
cowo idaman
Detil
Dijual
Doa
DPR
DPR ohh... DPR
Eh... Ketemu Lagi
Email
Email dari Seorang Teman
EYD
Gantungkan Cita-citamu Setinggi Monas
Gila
Gila Aburizal Bakrie Nikmati Adegan Zina Nikita Mirzani
Gila Penuh
Hadiah Ulang Tahun
Hati-hati Pria Ini Masturbasi di Busway
Hatta Kritik Jokowi Yang Hanya Cuma Bisa Blusukan
Hukum
Ibu Negara
Inilah Janji Basi Jokowi
Istana Sebut Ahok Sakit Jiwa
Jablay
Jangan Pernah Merasa Salah jika Mempunyai Rasa Malu
Jokowi + Ahok
Jurus Merayu
Kakek-Kakek Najis
Kebenaran
KIAT
Kopaja
Korupsi
Kriminal
Lain-Lain
Laki-Laki
Lucunya Negeri Ini
Mahadewa Racuni Remaja
Malangnya Nasib Anak-Anak
Malaysia Racuni Indonesia
Menanti Kebutaan Dewi Keadilan di Indonesia
Mengukur Validitas Presiden Polling
Menyatunya Gula dan Kopi
Merayu Cewe
MINE BUSINESS
Narkoba dan Karma
Negara Imposible
Oknum Polisi yang Terlibat Perbudakan Harus Dihukum
Pejabat
pelacur
Pelajar Muhammadiyah Minta Presiden SBY Pecat Mendikbud
pembunuhan
pemerkosaan
Pendidikan
Pengamen
Perbedaan Antara PKS dan PSK
Perbedaan antara Sutan Batugana dan Mat Solar
Perempuan
PKS Partai Koalisi SBY
Polantas
Polantas Sang Spekulan Sejati
Politik
Renovasi Toilet DPR
Satrio Piningit
Saya tidak percaya dengan agama
SBY dan Peti Mati
Setan
sex bebas
Singkirkan Sekulerisme Tegakkan Ketakwaan
single
Spekulan Sejati
Suara Demokrat TERJUN BEBAS
Sujiwo Tejo
Syi'ah
tapi percaya dengan Tuhan
Tawuran Antarpelajar dan Pemerkosaan
Toilet
Wakapolri Ngaku Ada Korupsi di Kepolisian