4/23/13
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi belum membuat terobosan mengatasi banjir dan macet di ibukota. Mantan Walikota Surakarta itu masih mengandalkan pencitraan dan dalam kebijakannya tidak mau mengambil resiko.
"Aku yakin, hingga 2014, terobosan kebijakan atasi macet dan banjir di DKI tak akan dilakukan Jokowi. Apa bedanya dengan SBY," kata Koordinator Petisi 28, Haris Rusly Moti di akun Twitter-nya, @HarisRusly, Jumat (19/04).
Menurut Haris, Jokowi yang tidak mau mengambil resiko dalam membuat kebijakan di Jakarta lebih baik menjadi pelawak.
"Tak beraninya Jokowi putuskan hentikan atau melanjutkan projek enam ruas tol era Foke adalah wujud tak berani ambil resiko," papar Haris.
Kata mantan aktivis PRD ini, berlarutnya keputusan soal enam ruas tol adalah cermin tidak beraninya Jokowi mengambil resiko, alias ingin pencitraan.
"Belajarlah sama Soekarno, dari berjuang hingga merdeka, hingga wafat, namanya dicaci, tapi ajaran Pancasilanya hidup," jelas Haris.
Selain itu Haris mengkritik Jokowi yang hanya membagi Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). "Kalau cuman bagi-bagi kartu atau bagi uang ke pelajar (kartu pintar), itu bagus, tapi itu bukan terobosan, biasa aja," papar Haris.
Haris menegaskan, KJS dan KJP harus dihentikan karena kebijakannya mirip LSM. "Politik kartu itu harus dihentikan, masa pemerintah kok kayak LSM, bagi-bagi kartu. Dulu aku kuliah murah, gak pake kartu," ungkap Haris.
SUMBER
